Pencampuran tanah lempung dengan semen
TANAH
Tanah
di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah dipisahkan
satu sama lain dengan kocokan air. Material ini berasal dari pelapukan batuan,
baik secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali oleh sifat
batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur
luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut
Istilah-istilah seperti
kerikil, pasir, lanau, dan lempung digunakan dalam Teknik Sipil untuk
membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah dapat terdiri dari dua
atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan kadang-kadang terdapat pula kandungan
bahan organik. Material campurannya kemudian dipakai sebagai nama tambahan di
belakang material unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung berlanau adalah tanah
lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya adalah lempung dan
sebagainya.
Tanah terdiri dari 3 komponen,
yaitu udara, air, dan bahan padat. Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh
teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Ruang di
antara butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau
udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam
kondisi jenuh. Bila rongga terisi udara dan air, tanah pada kondisi jenuh
sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak mengandung
air sama sekali atau kadar airnya nol.
Batasan berat jenis untuk beberapa jenis tanah dapat dilihat pada
Tabel
1. Sedangkan untuk hubungan antara indeks plastisitas dan jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 1
Batasan Berat Jenis untuk Beberapa Jenis Tanah
Jenis Tanah
|
Batasan
|
Pasir
|
2,65 - 2,68
|
Kerikil
|
Lanau Organik
|
2,62 - 2,68
|
Lempung Organik
|
2,58 - 2,65
|
Lempung Anorganik
|
2,68 - 2,75
|
Humus
|
1,37
|
Gambut
|
1,25 - 1,80
|
Tabel 2
Hubungan Antara Indeks Plastisitas dan Jenis Tanah
Jenis Tanah
|
Keterangan
|
Tingkat
Plastisitas
|
Pasir
|
IP
= 0
|
Tidak plastis
|
Lanau
|
0
< IP ≤ 7
|
Plastisitas rendah
|
Lempung Berlanau
|
7
< IP ≤ 17
|
Plastisitas sedang
|
Lempung
|
IP
> 17
|
Plastisitas tinggi
|
Tanah Lempung
Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik
yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang
kadar air sedang sampai luas. Menurut Terzaghi Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya dengan jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah (Das, 1995)
Partikel-partikel mineral dari lempung merupakan sumber utama dari kohesi di dalam tanah yang kohesif
(Bowles, 1991). Tanah
lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis yang
berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan, tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering dan bersifat plastis pada kadar air sedang. Pada kadar air lebih tinggi lempung bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak (Das, 1995).
Semen
Semen adalah material yang
mempunyai
sifat-sifat
adhesif
dan
kohesif
sebagai
perekat
yang mengikat
fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan yang kompak. Semen dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis yaitu semen hidrolis dan semen non-hidrolis.
Semen hidrolis
adalah suatu bahan pengikat
yang mengeras
jika
bereaksi
dengan
air
serta menghasilkan produk
yang tahan
air.
Contohnya seperti semen portland,
semen
putih dan sebagainya, sedangkan semen non-hidrolis adalah semen yang tidak dapat stabil dalam air.
Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
mencampurkan batu kapur yang mengandung kapur (CaO) dan lempung yang mengandung silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3) dan oksida
besi
(Fe2O3) dalam oven dengan suhu
kira-kira
145°C sampai menjadi klinker. Klinker
ini
dipindahkan, digiling sampai halus
disertai penambahan
3-5%
gips
untuk mengendalikan waktu pengikat
semen agar tidak berlangsung terlalu cepat (Aman Subakti,1994).
Kepadatan Tanah (Proctor Standar)
Pemadatan adalah suatu proses memadatnya partikel tanah sehingga terjadi
pengurangan volume udara dan volume air
dengan
memakai
cara mekanis.
Di lapangan,
usaha pemadatan
dihubungkan dengan jumlah gilasan
dari mesin gilas,
atau
hal lain
yang prinsipnya sama untuk suatu volume tanah tertentu. Di laboratorium, pemadatan didapat
dari tumbukan. Selama
pemadatan palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa kali pada beberapa lapisan tanah dalam suatu cetakan.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan adanya pemadatan ini adalah :
a. Memperkecil
pengaruh air terhadap
tanah.
b. Bertambahnya kekuatan tanah.
c.
Mengurangi
perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air (Hardiyatmo,
H.C.,1992, hal 53)
d.
Memperkecilkan pemampatan dan daya rembes air.
Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Stabilisasi
tanah dengan semen diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang telah
dihancurkan, semen dan air, yang kemudian dipadatkan sehingga menghasilkan
suatu material baru disebut Tanah – Semen dimana kekuatan, karakteristik
deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat disesuikan
dengan kebutuhan untuk perkerasan jalan, pondasi bagunan dan jalan, aliran
sungai dan lain-lain (Kezdi, 1979 : 108)
CBR (California Bearing Ratio)
CBR (California Bearing Ratio) adalah suatu perbandingan antara beban percobaan
(test load) dengan beban standar (standard load) dan dinyatakan dalam persentase. Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :
1) Nilai
CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm
(0,1”) terhadap penetrasi stándar besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi).
CBR= (P1/70,37)x 100% (P1 dalam kg/cm2)
2)
Nilai CBR untuk
tekanan
penetrasi
pada
penetrasi
0,508
cm (0,2) terhadap penetrasi standard yang besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi)
CBR
= (P2/70,37)x 100% (P2 dalam kg/cm2)
Contoh
dalam
pengujian untuk mengetahui pengaruh penggunaan semen sebagai bahan stabilisasi
pada tanah lempung terhadap nilai CBR tanah
Hasil data Pengujian sifat fisik dan mekanik tanah asli
tabel 3 sifat fisik dan mekanik tanah lempung lambung bukit
No
|
Pengujian
|
Hasil
|
1
|
Kadar air (%)
|
58.121
|
2
|
Berat Volume
(gr/cm3)
|
1.831
|
3
|
Berat Jenis
|
2.587
|
4
|
Batas Cair (%)
|
82.843
|
5
|
Batas Plastis (%)
|
56.291
|
6
|
Indeks Plastisitas (%)
|
26.553
|
7
|
OMC (%)
|
37.50
|
8
|
%
Lolos Saringan 200
|
96.733
|
9
|
γ dry maks (gr/cm3)
|
1.23
|
10
|
CBR
(%)
|
8.204
|
Berdasarkan data hasil pengujian dapat diklasifikasikan sifat tanah berdarkan atas beberapa sistem yang ada yaitu :
1. Sistem klasifikasi USCS
Menurut USCS, tanah daerah Lambung Bukit termasuk dalam kelas OH yaitu tanah lempung organik dengan
plastisitas sedang sampai tinggi
2. Sistem klasifikasi AASHTO
menurut AASHTO tanah ini termasuk tanah berlempung dengan penilaian
sedang sampai buruk. Dengan batas cair yang lebih besar dari 41%. Jadi tanah
daerah Lambung Bukit dapat dikategorikan sebagai tanah berlempung. Sehingga dikategorikan buruk dan perlu distabilisasi.
Hasil Berat Jenis Tanah Lempung dengan Campuran Semen
sehingga di peroleh data seperti di bawah ini:
Tabel 4 Berat Jenis Tanah Lempung dengan Campuran Semen
No
|
Kadar Semen
(%)
|
Berat Jenis
(gr/cm3)
|
1
|
0
|
2.587
|
2
|
5
|
2.590
|
3
|
10
|
2.604
|
4
|
15
|
2.613
|
5
|
20
|
2.642
|
Dari gambar diatas dapat dilihat seiring bertambahnya semen, tanah lempung
mengalami kenaikan berat jenis campuran. Dapat kita lihat berat jenis sebelum penambahan semen didapat 2,587 % dan setelah penambahan 5% semen, berat jenis meningkat menjadi 5,9 % sampai penambahan 20% semen berat jenis meningkat menjadi 2,642 %
Dan data
pengujian CBR tanah lempung dengan campuran semen
adalah sebagai berkut:
Tabel 5 CBR tanah lempung dengan campuran semen
No
|
Kadar Semen
(%)
|
CBR 3 Hari(%)
|
1
|
0
|
8.204
|
2
|
5
|
24.611
|
3
|
10
|
43.256
|
4
|
15
|
55.934
|
5
|
20
|
64.138
|
Hasil dari pengujian
CBR tanah lempung dengan campuran Portland Cement Type I dapat dilihat pada Tabel 5.
Sementara dari gambar
diatas dapat dilihat bahwa seiring
penambahan semen telah meningkatkan nilai daya
dukung tanah daerah Lambung Bukit pada
pemeraman 3 hari secara signifikan. Reaksi sementasi yang terjadi pada
campuran tanah-semen membentuk
butiran baru yang lebih keras sehingga lebih kuat menahan beban yang diberikan.
Jadi,dapat disimpulkan
bahwa Penambahan semen telah meningkatkan nilai daya dukung tanah secara signifikan. Nilai CBR
semakin naik seiring dengan
penambahan
semen, dimana
nilai CBR
tanah
asli
sebesar 8.204%.Terjadinya
peningkatan nilai
CBR
pada
campuran
optimum
20% semen dengan waktu pemeraman 3 hari dengan nilai CBR 64,138 %.
Rachmad Harnadi (3112030073)